Inilah Eid Mubarak
Berhubung ada seseorang sobat aku yang menunggu suatu kisah di blogger ini, maka di malam Rabu yang hening ini aku ingin membuatkan dongeng wacana libur lebaran 2013. Yehee. Jadi, lebaran pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Seperti biasa, keluarga aku memang tak memiliki kampung halaman, jadi hanya di Semarang. Sayangnya eyang dan mbah udah nggak ada, jadi ya cuman keliling-keliling mencari desa.
Di hari pertama, ibarat biasa alhamdulillah sholat eid dulu di masjid, habis itu gres program sungkem mama ayah. Dan ini hal yang paling ‘AAAAA’ ya soalnya niscaya bakal ada program ‘mbrambang’ atau ‘nangis’ moment. Apalagi kini udah kelas 12. Waktu minta maaf dan minta doa restu semoga selalu dibimbing dan didoakan dalam keadaan sungkem tuh ya rasanya.....aduh...hahaha meleer . Yang paling konyol, waktu adek aku Kiki sungkem niscaya selalu bikin ulah. Kalau tahun lalu, niscaya beliau sok-sokan nggak mau sungkem. Akhirnya beliau mau, tapi dalam keadaan ngambek dan pribadi dipeluk mama. Dia pribadi nangis kejer dan nggak bilang apa-apa. Cuma nangis dipelukan mama. Akhirnya aku nggodain beliau dan beliau ngamuk. Saya kena murka dan minta maaf lagi. Akhirnya kembali menjadi 0-0. Kalau tahun ini juga sama, tapi Kiki lebih jaim. Jadi, beliau sok-sokan tidur gitu dan kesudahannya malah mbrambang. Trus ngambek deh, tapi sambil nangis yang ditutupin.
Habis sungkeman, pribadi makan masakannya mama. Berhubung udah nggak punya eyang dan mbah lagi, jadi sekeluarga silaturahmi ke rumah abang pertamanya mama dulu yang rumahnya dekat. Habis itu gres ke Jagalan, rumahnya mama. Mama 9 bersaudara, jadi keadaan disana jika lebaran niscaya rameeeeeeee super. Habis itu gres ke Amarta, rumahnya ayah. Berhubung eyang udah nggak ada, kesudahannya silaturahmi ke Indraprasta, daerah abang pertamanya ayah.
Keluarga Jagalan
Setelah itu, pribadi nyekar dan mengingat kematian. Then, go home.
Di hari kedua, aku dan sekeluarga pergi ke Salatiga, daerah Pakdhenya mama, atau abang dari ibunya mama. Sore pun menjelang hahaha ceilah kesudahannya kami pribadi ke Magelang, ke tempat.......adeknya atau kakaknya dari ibunya mama gitu, lupa intinya. Makara sekalian nostalgia waktu dulu kecil pernah nginep disitu dan hawanya hirau taacuh banget. Apalagi dulu waktu malem nyumet mercon yang gedenya kayak bom hahaha ngangenin.
Di Salatiga
Di Magelang
Sepupu dan bayi udah pada banyak :3
Paginya, para sepupu aku ajak ke Stasiun Alas Tuo. Hahaha as always. Nggak tau kenapa aku sukaaaaaaaa banget daerah ini. Rencanyanya sih mau lihat sunset, sok-sokan mau bangkit pagi, tapi gagal. Habis itu pribadi main ke Jagalan dan sarapan gratis :D habis dari Alas Tuo, ayah ngajakin mendaki. Ceila banget mendaki. Sebenernya Cuma mendaki Gedung Songo atau artinya Candi Seribu yang terletak di pegunungan tinggi Kopeng, Semarang. Dengan tiket yang cukup murah, kalian dapat menikmati wisata yang satu ini. Naiknya juga butuh usaha haha, tapi nggak se-ekstrim Curug Lawe. Kalau Gedung Songo, jalannya kini udah manis dan tertata. Dan keadaannya juga tidak mengecewakan rame, apalagi waktu liburan. Akhirnya kami pulang. Saatnya berpisah dengan para sepupu.
Yang paling failed itu urutan foto kedua dari atas. Failed banget hahaha, asap sama orangnya kejauhan.
Ceritanya lagi pada gaya 'goyang itik'
STASIUN ALAS TUO
Oiya, kenalin para sepupu yang umur kami saling berdekatan. Sebenernya diantara kami berempat yang paling bau tanah aku sih, berhubung mereka yakni anak dari kakaknya mama, makanya aku manggilnya jadi Mbak Nita. Mereka semua tinggal di suatu pulau, yang pastinya luar pulau Jawa. Dan sayangnya provinsi mereka hanya meliburkan muridnya 2 hari, pada dikala Idul Fitri saja. So sad. Namanya juga Bali.
Dari kiri : Mbak Nita, Saya, Fajar, Gatrin
Finally, Selamat Idul Fitri 1 syawal 1434 H. Taqobalallahu minna waminkum. Mohon maaf guys apabia ada perkataan, tulisan, atau isi blogger ataupun dari pemilik yang kurang berkenan. The war is begin......................cause holiday is over. Selamat bertempur!
Komentar
Posting Komentar